Makassar, 13 November 2025— BB Labkesmas Makassar turut hadir dalam kegiatan audiensi dan koordinasi bersama Wakil Wali Kota Makassar pada 13 November 2025. Pertemuan ini membahas rencana pelaksanaan skrining kanker serviks di Kota Makassar sebagai upaya mendukung target nasional eliminasi kanker serviks tahun 2030.
Audiensi ini melibatkan berbagai pihak, di antaranya perwakilan Direktorat P2 Kemenkes, Dinas Kesehatan Kota Makassar, dan RSUP Makassar. Pertemuan lintas sektor ini menjadi langkah awal untuk memastikan bahwa pelaksanaan skrining dapat berjalan terkoordinasi, berbasis bukti, dan sesuai standar layanan.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas penggunaan metode skrining berbasis HPV DNA, yang secara ilmiah memiliki sensitivitas lebih tinggi dalam mendeteksi infeksi Human Papillomavirus dibandingkan metode sebelumnya seperti Pap smear konvensional. Penggunaan metode ini diharapkan meningkatkan efektivitas deteksi dini, sehingga perempuan yang berisiko dapat memperoleh penanganan lebih cepat. Meski demikian, keberhasilan program tetap bergantung pada kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga terlatih, dan sistem tindak lanjut yang kuat.
Metode HPV DNA adalah pemeriksaan laboratorium yang mendeteksi materi genetik (DNA) dari Human Papillomavirus, khususnya tipe risiko tinggi yang berpotensi menyebabkan kanker serviks, seperti HPV-16 dan HPV-18. Tidak seperti Pap smear yang menilai perubahan sel serviks akibat infeksi, tes HPV DNA langsung mendeteksi keberadaan virusnya.
Pendekatan molekuler ini memiliki beberapa keunggulan ilmiah. Sensitivitasnya lebih tinggi, artinya lebih mampu menemukan infeksi HPV berisiko tinggi sebelum perubahan sel terjadi. Pemeriksaan ini bekerja dengan teknik amplifikasi DNA—misalnya metode PCR—yang melipatgandakan materi genetik virus sehingga dapat dianalisis meskipun jumlah awalnya sangat kecil.
Keakuratannya tetap harus dipahami dalam konteks sistem layanan. Sensitivitas tinggi dapat meningkatkan jumlah individu yang memerlukan pemeriksaan lanjutan, sehingga fasilitas kesehatan perlu menyiapkan alur tindak lanjut yang jelas. Ketika sistem tindak lanjut berfungsi baik, skrining HPV DNA menjadi alat yang kuat untuk mempercepat deteksi dini dan menurunkan risiko perkembangan kanker serviks di kemudian hari.
Pendekatan teknis ini semakin relevan bagi daerah seperti Makassar yang tengah membangun sistem kesehatan primer kuat dan terintegrasi. Dengan penguatan laboratorium dan jejaring pelayanan, metode ini dapat memberi manfaat maksimal dalam upaya eliminasi kanker serviks.
BB Labkesmas Makassar menyampaikan dukungan penuh dalam aspek teknis laboratorium, termasuk penguatan mutu pemeriksaan dan kesiapan jejaring rujukan hasil. Kehadiran berbagai instansi dalam audiensi ini menunjukkan komitmen bersama untuk memperkuat layanan pencegahan kanker serviks di Kota Makassar.
Upaya skrining ini menjadi bagian penting dari strategi nasional untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks, sekaligus memperkuat peran fasilitas kesehatan daerah dalam layanan deteksi dini yang lebih berkualitas.


