Di penghujung tahun 2023, BB Labkesmas Makassar mengadakan Forum Komunikasi Publik (FKP) dengan tema “Transformasi Laboratorium Kesehatan Masyarakat” (Kamis, 21/12/2023). Kegiatan yang berlangsung di Aula Bima tersebut dilaksanakan secara hybrid onsite dan online melalui aplikasi Zoom Meeting. Kegitan ini dibuka langsung oleh Kepala BB Labkesmas Makassar, dr. Mujaddid, M.Kes[MMR].
Forum Komunikasi Publik kali ini melibatkan berbagai stakeholder yakni jaringan labkesmas di Regional VIII (BLK Makassar, labkesda tingkat provinsi, dan Labkesda kabupaten/kota) dan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota se Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara. Selain itu, turut hadir pula Perwakilan Fasilitas Kesehatan, Organisasi profesi (Patelki), pelanggan BB Labkesmas Makassar, para distributor alat/BHP kesehatan khususnya reagen, termasuk perwakilan media massa.
Kegiatan ini didasari oleh adanya transformasi dalam manajemen laboratorium di Indonesia. Transformasi Kesehatan Indonesia yang telah dicanangkan oleh Menteri Kesehatan, Budi G. Sadikin menuntut adanya transformasi Layanan Primer. Tak hanya transformasi layanan di Puskesmas namun juga laboratorium kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, BBLK Makassar yang dulunya berfungsi sebagai laboratorium medis mendapatkan penambahan fungsi menjadi Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2023 BBLK Makassar ditetapkan menjadi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat Makassar yang kemudian disingkat menjadi BB Labkesmas Makassar. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk memperkenalkan BB Labkesmas Makassar kepada seluruh stakeholder khususnya di wilayah kerjanya.
Kepala BB Labkesmas Makasar menyampaikan bahwa beberapa fungsi utama laboratorium kesehatan masyarakat yaitu melakukan fungsi surveilans berbasis laboratorium, pengelolaan biorepository, pemantauan kualitas laboratorium melalui kegiatan PN-PME, dan pengelolaan teknologi tepat guna.
Pelaksanaan surveilans berbasis laboratorium diharapkan dapat memperkuat sistem ketahanan kesehatan di Indonesia melalui deteksi penyakit menular dan penyakit tidak menular, serta mencegah kemungkinan terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Melalui penyebaran Labkesmas mulai dari tier 1 di Puskesmas, Tier 2 di Labkesda Kabupaten/Kota, Tier 3 di Labkesda Provinsi dan Tier 4 di Regional diharapkan deteksi penyakit dapat dilakukan dengan lebih cepat dan komprehensif. Bahkan ke depannya, diharapkan Labkesmas mampu melakukan pemetaan genomik manusia serta virus dan bakteri penyebab penyakit. Melalui data ini dapat dikembangkan vaksin dan obat yang lebih spesifik untuk mencegah atau mengobati penyakit tertentu.
Kegiatan diakhiri dengan diskusi untuk mendengarkan masukan, kritik, dan saran dari peserta yang hadir. Melalui pertemuan ini diharapkan dapat terjalin komunikasi yang baik antar stakeholder dalam rangka upaya penyehatan masyarakat Indonesia melalui transformasi laboratorium kesehatan masyarakat.