Kepala BBLK Makassar, dr. Mujaddid, M.Kes[MMR] menerima kedatangan Kepala Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan dan Sumber Daya Manusia, Dr. Wirabrata, Apt. dan tim di Aula Arjuna BBLK Makassar (Selasa, 10 Oktober 2023). Pada kesempatan tersebut, Kepala BBLK Makassar didampingi Plt. Subkoordinator Laboratorium Klinik dan Kepala Instalasi Mikrobiologi.
Kunjungan kali ini dilaksanakan dalam rangka konfirmasi lapangan rekomendasi penguatan pengendalian resistensi antimikroba (AMR). Hal ini dilakukan karena pengendalian resistensi antimikroba merupakan salah satu Rencana Aksi Nasional yang tercantum dalam Permenko PMK Nomor 7 tahun 2021. Selain itu, pengendalian antimikroba menjadi salah satu program dalam Global Action Plan on AMR. Hasil surveilans antimikroba ini selanjutnya akan digunakan untuk memonitor efektifitas intervensi pengendalian resistensi antimikroba dan dasar pengambilan kebijakan pengendalian resistensi antimikroba.
Dalam sambutannya, Kepala BBLK Makassar menyampaiakan agar terdapat suatu sistem monitoring yang saling terintegrasi untuk memudahkan proses monitoring resistensi antimikroba di Indonesia. Selain itu, proses pelaporan akan sangat dimudahkan dengan adanya sistem informasi tersebut. Beliau juga berharap, BBLK Makassar dapat menjadi salah satu laboratorium rujukan di Indonesia bagian timur untuk uji resistensi antimikroba.
Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan dan Sumber Daya Manusia berencana untuk mengintegrasikan Whole Genome Sequenceing (WGS) ke dalam surveilans resistensi antimikroba di Indonesia. Integrasi WGS dapat memberikan informasi deteksi awal kemunculan dan penyebaran resistensi antimikroba. Selain itu, dapat menjadi dasar pengembangan kebijakan resistensi antimikroba. WGS bakteri resistan dapat memberikan informasi penting untuk penelusuran kejadian luar biasa resistensi antimikroba pada fasilitas pelayanan kesehatan. Selain itu, dapat pula digunakan untuk pengembangan alat diagnostik, antibiotik baru. Hasil karakterisasi mikroba resistan yang dihasilkan lebih baik untuk melengkapi metode fenotipik sehingga digunakan untuk memahami keterhubungan dan transmisi resistensi antimikroba antara manusia, hewan, dan lingkungan.
BBLK Makassar merupakan salah satu laboratorium yang memiliki kapasitas dalam melakukan pemeriksaan berbasis WGS. Oleh karena itu, kerjasama antara kedua instansi diharapkan dapat berjalan dengan baik sehingga dapat menekan angka resistensi antimikroba di Indonesia khususnya di timur Indonesia.