Apa itu Kanker Serviks?
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Oleh sebab itu, penting untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini sebelum timbul komplikasi serius.
Kanker Serviks merupakan kanker yang paling sering muncul pada wanita. Berdasarkan data tahun 2020, kanker ini menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Tercatat lebih dari 360.000 kasus dengan 21.000 kasus kematian diakibatkan kanker ini.
Kanker serviks terjadi karena adanya perubahan atau mutasi sel-sel sehat yang menyebabkan sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak terkendali. Kondisi ini diketahui terkait dengan infeksi human papilloma virus (HPV) yang dapat menular melalui hubungan seksual.
Kanker serviks dibagi menjadi 4 stadium. Angka harapan hidup pada penderita kanker serviks tergantung pada stadium yang dialaminya. Angka ini merupakan gambaran persentase penderita yang masih hidup 5 tahun setelah didiagnosis menderita kanker serviks. Sebagai contoh, angka harapan hidup 80% berarti 80 dari 100 penderita bertahan hidup hingga 5 tahun atau lebih setelah terdiagnosis kanker serviks. Berikut adalah angka harapan hidup pada penderita kanker serviks berdasarkan stadium yang dialami:
- Stadium 1: 90% atau lebih
- Stadium 2: 60–80%
- Stadium 3: 50%
- Stadium 4: ≤30%
Melihat angka harapan hidup penderita kanker serviks maka sangat penting dilakukan pencegahan dan deteksi dini terhadap kanker ini. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi kanker serviks sejak usia 10 tahun. Selain itu penting untuk dilakukan skrining kanker serviks sejak usia 21 tahun atau setelah menikah. Salah satu metode skrining yaitu melalui pemeriksaan HPV-DNA.
Mengenal HPV-DNA
HPV-DNA adalah prosedur untuk mendeteksi infeksi virus HPV tipe risiko tinggi pada wanita. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel sel dari leher Rahim (serviks) untuk selanjutnya diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi apakah ada materi genetic dari HPV pada sel tersebut. Pemeriksaan HPV-DNA ini dianjurkan untuk wanita usia 30-65 tahun dan dilakukan 5 tahun sekali serta dikombinasikan dengan metode pap smear. Selain itu, wanita dengan factor risiko kanker serviks seperti penderita HIV, kekebalan tubuh yang lemah, mendapatkan hasil abnormal tingkat tinggi pada pap smear disarankan untuk melakukan pemeriksaan HPV-DNA.
Persiapan Sebelum Pemeriksaan HPV-DNA
Ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari selama 24 jam sebelum pemeriksaan HPV DNA, yaitu:
- Melakukan hubungan seksual
- Melakukan douching, yaitu membersihkan vagina menggunakan produk perawatan kewanitaan yang disemprotkan ke vagina
- Menggunakan obat-obatan vagina, seperti krim atau sabun pembersih
- Memasukkan apa pun ke dalam vagina, seperti menggunakan tampon
Selain itu, pastikan bahwa anda tidak sedang dalam keadaan menstruasi.
Setelah Pemeriksaan HPV DNA
Ada dua jenis hasil pemeriksaan HPV DNA, yaitu negatif dan positif. Hasil pemeriksaan HPV DNA negatif, mengindikasikan pasien tidak memiliki jenis HPV yang berkaitan dengan kanker. Sebaliknya, hasil pemeriksaan positif, mengindikasikan pasien memiliki HPV tipe risiko tinggi yang berpotensi menjadi kanker serviks.
Adapun beberapa tipe HPV yang sering dikaitkan dengan kanker serviks, yaitu HPV-16, HPV-18, HPV-31, HPV-33, HPV-35, HPV-52, dan HPV-58. Perlu diketahui, hasil pemeriksaan HPV DNA tidak memperlihatkan pasien menderita kanker pada saat itu, melainkan sebagai suatu peringatan bahwa kanker serviks dapat muncul sewaktu-waktu (memiliki potensi).
Ayo ke BBLK Makassar!
BBLK Makassar sebagai salah satu laboratorium rujukan menyediakan layanan pemeriksaan HPV-DNA. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan sampel Urine. Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi customer service kami di 0811 4156 55. Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan kamu, ya! Semoga sehat selalu.