BB Labkesmas Makassar melaksanakan On the Job Training pemeriksaan sampel malaria di Labkesmas Tingkat 1 dan 2 Kabupaten Bulukumba pada tanggal 02–04 Oktober 2025. Kegiatan ini bagian dari program surveilans penyakit untuk meningkatkan standar kualitas SDM Labkesmas, khususnya dalam kemampuan menangani penyakit menular seperti malaria.
Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu wilayah endemis malaria di Sulawesi Selatan. Menurut studi “Studi Kasus Penatalaksanaan Manajemen Penanggulangan Malaria di Kabupaten Bulukumba”, jumlah kasus positif malaria mengalami penurunan signifikan dari sekitar 2.077 kasus pada tahun 2010 menjadi 49 kasus pada 2012, dan sedikit meningkat kembali menjadi 51 kasus pada 2013*.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa habitat larva nyamuk Anopheles di Bulukumba cenderung berada di sekitar rumah-rumah yang pernah dilaporkan kasus malaria. Faktor lingkungan seperti suhu air, keberadaan tanaman air, dan vegetasi peneduh berpengaruh signifikan terhadap kepadatan larva Anopheles.
Dengan data ini sebagai latar belakang, pelatihan on the job ini memiliki urgensi tinggi:
- Memastikan SDM Labkesmas di Bulukumba mampu mengontrol dan mengidentifikasi kasus malaria lebih cepat dan akurat.
- Memperkuat surveilans lingkungan untuk mendeteksi potensi habitat vektor Anopheles sehingga upaya pencegahan bisa lebih efektif.
- Membantu menjaga angka penurunan kasus malaria tetap konsisten dan mencegah lonjakan kembali, terutama di wilayah spesifik yang endemis.
Kegiatan pelatihan mencakup praktek langsung pemeriksaan sampel malaria, penggunaan alat diagnostik, teknik pewarnaan dan mikroskopi, serta prosedur pelaporan data hasil pemeriksaan kepada pihak terkait untuk keperluan surveilans. Selain aspek teknis, materi juga membahas pencegahan habitat vektor, edukasi komunitas, dan kolaborasi lintas sektor antara labkes, dinas kesehatan, dan Puskesmas.
Dengan pelatihan ini, masyarakat Bulukumba diharapkan akan merasakan manfaat berupa diagnosis malaria yang lebih cepat dan akurat, penanganan yang lebih efektif, serta pengurangan risiko penyebaran penyakit melalui habitat vektor yang lebih termonitor. Penurunan kasus malaria yang sudah terjadi sejak dekade lalu bisa dikonsolidasikan melalui peningkatan kapasitas dan penguatan jaringan laboratorium yang berada di tingkat kabupaten.